Sinopsis
"Buku Putih Kyai NU"
Karya: Kyai Afrokhi Abdul Ghoni.
Pengantar: Romo Sulinggi Winarno (H. Abdul Aziz).
Tahlilan atau Selamatan Setelah Kematian ternyata bukan dari Ajaran Islam, tapi dari Ajaran Agama Hindu !
Ternyata Dalilnya ada di Kitab Wedha !
Lebih Dari 200 Dalil Dari Kitab WEDHA (KITAB SUCI UMAT HINDU) TENTANG SELAMATAN KEMATIAN, Hari 1, 7, 10, 100 hari, Nyewu, dll.
0leh : ROMO PINANDHITA SULINGGIH WINARNO, (Sarjana Agama Harga (S1) & Pendeta Berkasta Brahmana.
Kasta Brahmana: Adalah Kasta/Tingkatan Tertinggi pada Umat Hindu).
Alhamdulillah yang sekarang beliau Romo Pinandhita Sulinggih Winarno menjadi Mualaf/masuk Islam lalu beliau mengubah namanya menjadi Abdul Aziz, sekarang beliau tinggal di Blitar-Jawa Timur.
Dulu beliau tinggal di Bali bersama keluarganya yang Hindu, Beliau hampir dibunuh karena ingin masuk Islam, beliau sering diludahi mukanya karena ingin beragama Islam & alhamdulillah ayahnya sebelum meninggal, juga memeluk agama Islam.
Abdul aziz berharap seluruh kaum muslimin membantu mempublikasikan, menyebarkan materi dibawah ini.
Jazakumullahu khoiran katsira.
Kesaksian Mantan Pendeta Hindu: Abdul Aziz bersumpah atas asma Allah bahwa Selamatan, Ketupat, Tingkepan, & sebahagian budaya jawa lainnya adalah keyakinan Umat Hindu dan beliau menyatakan tidak kurang dari 200 dalil dari kitab wedha (kitab suci Umat Hindu) yang menjelaskan tentang keharusan Selamatan bagi Pemeluk Umat Hindu, demikian akan saya uraikan fakta dengan jelas dan ilmiyah di bawah ini :
1. Di dalam prosesi menuju alam nirwana menghadap ida sang hyang widhi wasa mencapai alam moksa, diperintahkan untuk selamatan/kirim do’a pada 1 harinya, 2 harinya, 7 harinya, 40 harinya, 100 harinya, mendak pisan, mendak pindho, nyewu (1000 harinya).
Pertanyaan ????? apakah anda orang Islam juga melakukan itu ?????
ketahuilah bahwa TIDAK AKAN PERNAH ANDA TEMUKAN DALIL DARI AL-QUR’AN & AS-SUNNAH/hadits shahih TENTANG PERINTAH MELAKUKAN SELAMATAN, bahkan hadits yang dhoif (lemah) pun tidak akan anda temukan, akan tetapi kenyataan dan fakta membuktikan bahwa ana akan menemukan dalil/dasar selamatan, dkk, justru ada dalam Kitab Suci Umat Hindu,
COBA ANDA BACA SENDIRI DALIL DARI KITAB WEDHA (Kitab Suci Umat Hindu) DIBAWAH INI:
a. Anda buka kitab SAMAWEDHA halaman 373 ayat pertama, kurang lebih bunyinya dalam bahasa SANSEKERTA sebagai berikut: PRATYASMAHI BIBISATHE KUWI KWIWEWIBISHIBAHRA ARAM GAYAMAYA JENGI PETRISADA DWENENARA.
ANDA BELUM PUAS, BELUM YAKIN, ???
b. Anda buka lagi KITAB SAMAWEDHA SAMHITA BUKU SATU, BAGIAN SATU, HALAMAN 20. Bunyinya : PURWACIKA PRATAKA PRATAKA PRAMOREDYA RSI BARAWAJAH MEDANTITISUDI PURMURTI TAYURWANTARA MAWAEDA DEWATA AGNI CANDRA GAYATRI AYATNYA AGNA AYAHI WITHAIGRANO HAMYADITAHI LILTASTASI BARNESI AGNE.
Di paparkan dengan jelas pada Ayat Wedha diatas bahwa lakukanlah pengorbanan pada orang tuamu dan lakukanlah kirim do’a pada orang tuamu di hari pertama, ke tiga, ke tujuh, empat puluh, seratus, mendak pisan, mendhak pindho, nyewu(1000 harinya).
Dan dalil-dalil dari Wedha selengkapnya silahkan anda bisa baca di dalam buku karya Abdul aziz Mantan Pendeta Hindu) berjudul “mualaf menggugat selamatan”, di paparkan TIDAK KURANG DARI 200 DALIL DARI “WEDHA” Kitab Suci Umat Hindu semua.
JIKA ANDA BELUM YAKIN, MASIH NGEYEL,,, ?
c. Silahkan anda Buka dan baca kitab MAHANARAYANAUPANISAD.
d. Baca juga buku dengan judul ,“NILAI-NILAI HINDU DALAM BUDAYA JAWA” !
karya Prof.Dr. Ida Bedande Adi Suripto (BELIAU ADALAH DUTA DARI AGAMA HINDU UNTUK NEGARA NEPAL, INDIA, VATIKAN, ROMA, & BELIAU MENJABAT SEBAGAI SEKRETARIS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA).
Beliau menyatakan SELAMATAN SURTANAH, GEBLAK, HARI PERTAMA, KE TIGA, KE TUJUH, KE SERATUS, MENDHAK PISAN, MENDHAK PINDHO, NYEWU (1000 harinya) ADALAH IBADAH UMAT HINDU dan beliau menyatakan pula NILAI-NILAI HINDU SANGAT KUAT MEMPENGARUHI BUDAYA JAWA,
=ADI SURIPTO DENGAN BANGGA MENYATAKAN UMAT HINDU JUMLAH PENGANUTNYA MINORITAS AKAN TETAPI AJARANNYA BANYAK DIAMALKAN MASYARAKAT, yang maksudnya sejak masih dalam kandungan ibu-pun sebagian masyarakat melakukan ritual:
TELONAN (selamatan bayi pada hari ke 105 (tiap telon 35 hari x 3 =105 hari sejak hari kelahiran )),
TINGKEPAN (selamatan untuk janin berusia 7 bulan)=
e. Baca majalah “Media Hindu” tentang filosofis upacara NYEWU (ritual selamatan pada 1000 harinya sejak meninggal). Dan budaya jawa hanya tinggal sejarah bila orang jawa keluar dari Agama Hindu.
f. Jika anda kurang yakin, Masih ngeyel dan ingin membuktikan sendiri anda bisa meneliti Kitab Wedha datang saja ke DINAS KEBUDAYAAN BALI, mereka siap membantu anda. atau Telephon Nyi Ketut Suratni: 0857 3880 7015 (dia beragama Hindu tinggal di Bali, wawasanya tentang Agama Hindu cukup luas dia bekerja sebagai pemandu wisata ).
g. APA DASAR YANG LAIN DI DALAM AGAMA HINDU ??? :
# RUKUN IMAN HINDU (PANCA SRADA) yang harus diyakini Umat Hindu
1. Percaya adanya Sang Hyang Widhi.
2. Percaya adanya roh leluhur.
3. Percaya adanya karmapala.
4. Percaya adanya smskra manitis.
5. Percaya adanya moksa.
# PANCA SRADA punya rukun, yaitu:
• PANCA YAJNA (artinya 5 macam selamatan).
1. Selamatan DEWA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau biasa dikenal orang dalam istilah dengan,” memetri bapa kuasa ibu pertiwi “).
2. Selamatan PRITRA YAJNA (selamatan yang DI TUJUKAN PADA LELUHUR).
3. Selamatan RSI YAJNA (selamatan yang ditujukan pada guru atau kirim do’a yang ditujukan pada Guru, biasanya di punden/ndanyangan ). Kalau di kota di namakan dengan nama lain yaitu “SELAMATAN KHAUL” memperingati kiyainya/gurunya & semisalnya, yang meninggal dunia.
4. Selamatan MANUSIA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kelahiran atau dikota disebut “ULANG TAHUN” ).
5. Selamatan BUTA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kebaikan ), misalnya kita ambil contoh biasanya pada beberapa masyarakat islam (jawa) melakukan selamatan hari kebaikan pada awal bulan ramadhan yang disebut “Selamatan Megengan”.
Fenomena diatas tidak diragukan lagi karena pengaruh Agama Hindu/Budaya Jawa/Nenekmoyang .
Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepada mereka ,” Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab,”(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami(melakukan-nya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.(QS. al-Baqarah,170).
“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka”(QS. an-Najm,23).
Dan Allah juga berfirman: "Dan apabila dikatakan pada mereka,” mari lah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul.” mereka menjawab,” cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya).” Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ? (QS. al-Maidah: 104).
AKIBAT YANG TIDAK DISELAMATI DALAM KEYAKINAN AGAMA HINDU, yaitu:
Pertanyaan ?
Orang tua kalau tidak diselamati apa rohnya gentayangan ?
Buka dalilnya DI KITAB SUCI UMAT HINDU
di Kitab SIWASASANA HALAMAN 46-47 CETAKAN TAHUN 1979: Bagi yang tidak mau selamatan mereka di peralina hidup kembali dalam dunia bisa berwujud menjadi hewan atau bersemayam di dalam pohon, makanya kalau anda ke Bali banyak pohon yang dikasih kain-kain dan sajen-sajen itu, karena mereka meyakini roh nya ada dalam pohon itu, dan bersemayam dalam benda-benda bertuah misal keris dan jimat, di hari Sukra Umanis (Jum’at Legi) keris atau jimat diberi bunga & sajen-sajen.
DEWA ASURA akan marah besar, jika orang tidak mau melakukan selamatan maka dewa asura akan mendatang-kan bala/bencana & membunuh manusia yang ada di dunia.
....................................
AKIBAT YANG DI SELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU, yaitu: Dalam keyakinan Agama Hindu bagi yang mau selamatan maka mereka langsung punya tiket ke Surga.
...................................
DEMI ALLAH tidak ada satu dalilpun perintah Allah dari al-Qur’an dan as-Sunnah tentang perbuatan tersebut diatas.
Sungguh Allah berfirman: “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka” (QS. an-Najm: 23).
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” Mereka menjawab,”(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukan-nya). ”Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.(QS. al-Baqarah:170)
KESIMPULAN:
TRADISI-TRADISI SALAH YANG MEMBUDAYA: Tradisi keliru dan telah membudaya pada masyarakat kita yang kita sebutkan diatas, bukan untuk diikuti akan tetapi untuk dijauhi.
Bahwa setidaknya ada dua alasan mereka melakukan tradisi-tradisi tersebut:
1. Mereka berpedoman dengan Hadits Palsu;
2. Sebagian dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan (mengekor) terhadap tradisi yang berjalan disuatu tempat.
Mereka akan mengatakan bahwa ini adalah keyakinan para pendahulu dan nenek moyang mereka !
Saudaraku sekalian, argumentasi ”Apa kata orang tua”, bukanlah jawaban ilmiyah dari seorang muslim yang mencari kebenaran.
Apalagi masalah ini menyangkut baik buruknya Aqidah seseorang.
Maka, permasalahan ini harus didudukkan dengan timbangan al-Qur'an dan as-Sunnah ash-Shohihah.
Sikap mengekor kepada pendahulu dan nenek moyang dengan tanpa memperdulikan Dalil-dalil Syar’i merupakan perbuatan yang keliru, karena sikap tersebut menyerupai orang-orang quraysy, ketika diseru oleh Rasulullah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Apa jawab mereka ? silahkan anda baca al-Qur’an, Surat az-Zuhruf ayat: 22 & asy-Syu’ara ayat: 74.
Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa) dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka.” (Qs. az-Zuhruf: 22).
Jawaban seperti ini serupa dengan apa yang dikatakan Kaum Nabi Ibrahim, ketika mereka diajak meninggalkan peribadatan kepada selain Allah. Mereka mengatakan, "Kami dapati bapak-bapak kami berbuat demikian (yakni beribadah kepada berhala).” (QS. asy-Syu’ara: 74).
PENUTUP
Demikian wahai saudaraku persaksian yang dapat saya sampaikan.
Mari janganlah mencampur adukkan Ajaran Hindu dengan Ajaran Islam, misalnya jika anda tidak berani mendakwahi atau menyampaikan pada saudara kita sebahagian Umat Islam yang masih melakukan selamatan dan sebagainya adalah dari Hindu bukan Ajaran Islam.
misal Jika anda merasa malu, gak enak (ewuh pakewuh) menyampaikan atau mendakwahi kepada saudara kita Muslim yang masih melakukan selamatan dan sebagainya atau malu gara-gara kita menegakkan al-Qur’an & as-Sunnah, anda keliru besar.
Ingat janji-Nya, Allah berfirman: sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka-,,,,(QS. at-Taubah: 111).
Marilah masing-masing kita selalu berbenah dan memperbaiki diri. Semoga Allah memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita dan seluruh Kaum Muslimin. Aamiin.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar