❌⛔ MEMBONGKAR KEDOK KEJI KAUM ISLAM NUSANTARA. 🌐
~~~~
Seorang Profesor Doktor yang bernama Ridwan Lubis, Seorang "Guru Besar" Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia berkata dalam tulisannya :
Islam Nusantara dapat diartikan sebagai upaya sosialisasi sekaligus INTERNALISASI akidah dan ibadah Islam melalui pendekatan yang DINAMIS, KREATIF, dan INOVATIF dalam menjawab perubahan sosial sekaligus perubahan budaya.
✒️Bantahan :
Penulis mengatakan, mengenai Islam NUsantara sebagai bentuk perwujudan :
INTERNALISASI akidah dan ibadah Islam melalui pendekatan yang DINAMIS, KREATIF, dan INOVATIF.
Maka marilah kita membongkar Syubhat yang ia katakan dalam tulisannya ini, dan apa yang dimaukan dari gerakan "Separatis ( Pemberontak Kemurnian Agama)" yang merusak Kemurnian Agama Islam yg Hanif ini :
1. INTERNALISASI :
adalah suatu proses memasukkan nilai atau memasukkan sikap ideal yang sebelumnya dianggap berada di luar, agar tergabung dalam pemikiran seseorang dalam pemikiran, keterampilan dan sikap pandang hidup seseorang.
~~~
Maka, jika terjadi yang namanya INTERNALISASI Akidah dan Ibadah...
Itu berujung pada konsekuensi memasukkan nilai atau memasukkan sikap ideal yang sebelumnya dianggap berada di luar, agar tergabung dalam pemikiran Islam, maka akibatnya adalah :
⭕❌Akan rusaklah Ajaran Islam yang murni ini, akibat tangan2 kotor kaum Islam NUsantara, karena agama ini telah Allah Ta'ala sempurnakan, sehingga tidak perlu lagi yang namanya penambahan nilai2 dan ideologi dari luar Islam, terlebih lagi pada permasalahan Akidah dan Ibadah, karena kedua perkara ini sudah baku, Akidah Islam dan Ibadah Umat Islam, semuanya telah Allah Ta'ala dan Rasul-Nya jelaskan dan atur di dalam Al Qur'an dan Sunnah, juga para Sahabat dan juga Para Tabi'in wa Tabi'ut Tabi'in, juga telah dijelaskan oleh para Ulama Mahdzab, serta para Ulama yg mengikuti mereka dengan baik...
2. DINAMIS
mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
Jika dikatakan, perkara Akidah dan Ibadah , harus menyesuaikan diri dengan keadaan/situasi di suatu tempat, maka hal ini justru akan semakin merusak Kemurnian Agama Islam yang Hanif ini, perkara Akidah dan Ibadah, haruslah bisa mengubah keadaan, bukan justru malah sebaliknya, menyesuaikan keadaan/situasi, atau bercampur baur dengan keadaan, jika keadaan atau situasi suatu lingkungan itu dipenuhi akan kesyirikan, kekufuran, khurofat dan takhayul, apakah perkara Akidah dan Ibadah, harus menyesuaikan dengan semua itu ? Bukannya memperbaiki lingkungan yg rusak, justru malah menambah kerusakan pada lingkungan tersebut, Naudzubillah...
Lihatlah bagaimana Dakwah Rasulullah di Makkah dan Madinah, beliau mengatakan bahwa ini Haq, inilah Al Haq ( kebenaran ), inilah TAUHID, hendaknya kalian hanya beribadah kepada Allah Ta'ala semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan selain-Nya, maka apakah Rasulullah kala itu berdakwah, beliau melakukan pendekatan2 Budaya dan Tradisi ala Jahiliyah yg dilakukan oleh kaum Kafir Quraisy ? Apakah beliau melakukan Asimilasi Budaya atau mencampurkan antara Agama dan budaya dsn tradisi Jahiliyah kaum Kuffar Quraisy, agar dakwah beliau dapat diterima dengan mudah ?
Tentu saja tidak !! Beliau justru mengatakan :
Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam. (Q.S. Al-Mu’min : 66 )
~~~~~~
3. KREATIF
adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan ( rekaan/karangan ) baru.
~~~
Maka, apakah pada permasalahan Akidah dan Ibadah, diperlukan yang namanya gagasan atau Anggitan ( rekaan/karangan ) baru, yakni dengan adanya pemunculan suatu gagasan pada permasalahan Bab Akidah dan memunculkan Anggitan ( rekaan/karangan ) baru dalam permasalahan Ibadah ? Naudzubillah, bukankah telah dikatakan, bahwasannya Agama Islam ini telah sempurna, jadi apa yang kalian Maukan wahai Islam NUsantara Khabits ? Apa yang kalian Maukan ? Hendak mengubah ubah Agama Allah Ta'ala yang Hanif ini ? Wallahul musta'an.
4. INOVATIF
bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru ; ber-sifat pembaruan (kreasi baru)
~~~~~
Naudzubillah, ini justru lebih parah, apakah kaum Islam NUSANTARA ingin memperkenalkan sesuatu yang baru, atau bersifat pembaharuan ( berkreasi ) pada permasalahan Akidah dan Ibadah dalam agama Islam ? Sungguh ini adalah bentuk kedzaliman dan tuduhan keji atas Nabi Muhammad ﷺ , bahwasannya Rasulullah ﷺ belum sepenuhnya memberitahukan kepada Umatnya, bahwasannya ada hal2 yang masih belum disampaikan mengenai perihal Agama, baik itu pada permasalahan Akidah/Tauhid, Ibadah dan yang lainnya, sehingga harus memunculkan seuatau yg Inovatif ( baca Bid'ah ) , dalam berkreasi menciptakan kaedah-kaedah baru dalam Beragama, Naudzubillah...
Cukuplah Perkataan Imam Malik Bin Anas rahimahullah mengenai hal ini :
Barangsiapa yang mengada-adakan suatu bid'ah dalam Islam, dan dia memandangnya sebagai sebuah kebaikan, maka sungguh dia telah menganggap Muhammad ﷺ sebagai pengkhianat risalah!!
Karena Allah Azza wa Jalla telah berfirman:
{ اليوم أكملت لكم دينكم }
Pada hari ini telah aku sempurnakan agama kalian
(al-Maidah:3)
[al-I'thisham karya asy-Syathibi (1/64-65 )]
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
( Dikoreksi Penulisannya oleh al Ustadz Abu Shalih al Atsary hafizhahullah )
⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫
Tidak ada komentar:
Posting Komentar